Friday, November 2, 2012


CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB II : PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Cracking
            Kejahatan dunia maya (Inggris: Cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu kredit, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dll. Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan untuk kegiatan
kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.

            Saat kita surfing di dunia maya kadang kita sering menemukan kesalahan dalam sebuah artikel atau tulisan tentang dua kata yang mungkin sedikit asing bagi sebagian orang. Sehingga memunculkan kesalahan dalam memahami dan memaksudkan apa yang ingin dia sampaikan yaitu kata Hacker dan Craker. Hacker dan Cracker ini mempunyai kegiatan yang biasa disebut dengan Hacking dan Cracking. Kata ini adalah dua kata 'pelaku/fa'il' dan kegiatan yang berbeda.
            Sebelum lebih mengenal tentang cracking, sepintas akan penulis ulas tentang pengertian hacking agar lebih mengetahui dan dapat membedakan antara hacking dengan cracking. Hacking adalah kegiatan memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di internet. Pelakunya disebut dengan hacker. Sebagai contoh: Digigumi (Group Digital) adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak dalam bidang game dan komputer. Digigumi ini menggunakan teknik-teknik heksadesimal untuk mengubah teks yang terdapat di dalam game. Contohnya, game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat di ubah menjadi berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi adalah hacker, namun bukan sebagai perusak. Hacker di sini memiliki kegiatan mencari, mempelajari dan mengubah sesuatu untuk keperluan hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer.
            Para hacker, pelaku dari hacking biasanya melakukan penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata-rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (Internet) juga memiliki hacker. Tugasnya adalah menjaga jaringan dari kemungkinan perusahaan dari pihak luar cracker, menguji jaringan dari kemungkinan lobang yang terjadi peluang para cracker untuk mengobrak-abrik jaringanya. Sebagai contoh, perusahaan asuransi dan auditing Price Waterhouse. Ia memiliki team hacker yang disebut dengan Tiger Team. Mereka bekerja untuk menguji sistem keamanan client mereka. Namun Hacker” memiliki wajah ganda; ada yang budiman ada yang pencoleng. “Hacker” budiman memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera diperbaiki. Sedangkan hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya
            Dengan adanya hacker banyak hal yang di anggap menguntungkan, misalnya membuat teknologi internet semakin maju karena hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software, membuat gairah bekerja seorang administrator kembali hidup karena hacker membantu administrator untuk memperkuat jaringan mereka.
            Sedangakan cracking adalah kegiatan yang dilakukan dengan masuk ke sistem orang lain, merusak dan melumpuhkan keseluruhan sistem computer, sehingga data-data jaringan rusak, hilang, ataupun berubah. Pelakunya disebut dengan cracker. Cracker lebih bersifat destruktif, biasanya di jaringan komputer, mem-bypass password atau lisensi program komputer, secara sengaja melawan keamanan komputer, mengubah halaman muka web milik orang lain, bahkan menghapus dan mencuri data orang lain. Umumnya mereka melakukan cracking untuk mendapatkan keuntungan, bermaksud jahat, atau karena sebab lain karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukkan kelemahan keamanan sistem. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker” bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip kartu kredit, “cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, “hacker” lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

2.2        Jenis-jenis serangan cracking
            Dalam dunia hacking (tepatnya Cracking) dikenal beberapa jenis serangan terhadap server. Berikut ini jenis-jenis serangan dasar yang dapat dikelompokkan dala minimal 6 kelas, yaitu:
1          Intrusion
       Pada jenis serangan ini seorang cracker (umumnya sudah level hacker) akan dapat menggunakan sistem computer server. Serangan ini lebih terfokuskan pada full access granted dan tidak bertujuan merusak. Jenis serangan ini pula yang diterapkan para hacker dalam skema spesifik pada setiap serangannya. Hacking Is An Art?
2                    2          Denial of Service (DOS)
           Penyerangan pada jenis DoS mengakibatkan layanan server mengalami stuck karena kebanjiran request oleh mesin penyerang. Pada contoh kasus Distributed Denial of Services (DDoS) misalnya dengan menggunakan mesin-mesin zombie, sang penyerang akan melakukan packeting request pada server secara serentak asimetris dan simultan sehingga buffer server akan kewalahan untuk menjawabnya. Akhirnya Stuck atau Hung akan menimpa server.
2                    3          Joyrider
Serangan ini adalah buah dari kejahilan tangan yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan terlalu sering membaca buku-buku tentang ilmu instan menjadi cracker/hacker. Sehingga beruji coba tanpa ilmu yang akurat, dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan data.
3                   4            Vandal
            Jenis serangan yang dilakukan oleh orang yang sudah ahli/ spesialis dalam bidang cyber crime.
5          Scorekeeper
Serangan yang bertujuan untuk mencapai reputasi hasil cracking terbanyak. Biasanya hanya berbentuk deface halaman web (index/menambah halaman) dengan menampilkan nickname kelompok tertentu. Sebagian besar penyerangan jenis ini masih tidak peduli dengan isi mesin sasarannya. Saat ini jenis penyerang ini lebih dikenal dengan sebutan WannaBe/ Script Kiddies.
6          Spy
Jenis serangan ini adalah jenis penyerangan yang bertujuan untuk memperoleh data atau informasi rahasia dari mesin target. Biasanya menyerang pada mesin-mesin dengan aplikasi database didalamnya. Kadangkala suatu perusahaan pun menyewa ‘mata-mata’ untuk mencuri data perusahaan rivalnya.

2.3       Faktor Penyebab
            Hal-hal yang menyebabkan kejahatan dunia maya kian marak dalam beberapa waktu belakangan ini disebabkan oleh banyak factor diantaranya:
1                   1                     Akses internet yang tidak terbatas.
2                    2          Kelalaian pengguna komputer. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kejahatan komputer.
3         Mudah dilakukan dengan resiko keamanan yang kecil dan tidak diperlukan peralatan yang super modern. Walaupun kejahatan komputer mudah untuk dilakukan tetapi akan sangat sulit untuk melacaknya, sehingga ini mendorong para pelaku kejahatan untuk terus melakukan hal ini.
4                Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh diatas operator komputer.
5                    Sistem keamanan jaringan yang lemah.
6                    Kurangnya perhatian masyarakat. Masyarakat dan penegak hukum saat ini masih memberi perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan konvesional. Pada kenyataannya para pelaku kejahatan komputer masih terus melakukan aksi kejahatannya
7                    Belum adanya undang-undang atau hukum yang mengatur tentang kejahatan komputer.

            Jika ditinjau dari sisi-sisi tertentu, penyebab cyber crime (kejahatan dunia maya) dapat dikelompokkan menjadi tiga sisi, yaitu:
1          Dipandang dari sisi teknis.
Adanya tekonoligi internet akan menghilangkan batas wilayah Negara yang menjadikan duni ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain memudahkanpelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan yang satu lebih kat daripada yang lain.

2                    2           Dipandang dari sisi ekonomi
          Cybercrime merupakan produk ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut sebenarnya merupakan masalah keamanan jaringan (security network). Keamanan jaringan merupakan isu global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara yang sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Cybercrime berada dalam skenario besar dalam kegiatan ekonomi dunia. Sebagai contoh, pada tahun 2000 digemparkan dengan isu akan hadirnya virus Y2K yang mampu menghilangkan atau merusak data atau informasi. Hal tersebut tentu saja membuat kekhawatiran terhadap usaha perbankan, penerbangan, pasar modal dan sebagainya, yang pada akhirnya disibukkan dengan mencari solusi untuk menghindarinya. Pada saat itu, banyak penyedia jasa teknologi informasi yang menuai dari ladang pembuatan perangkat atau program yang mampu menanggulangi hadirnya virus Y2K tersebut. Meskipun sampai pada saat ini virus Y2K itu tidak pernah ada.

3                    3          Dipandang dari sisi Sosial Budaya
           Dari sisi sosial budaya ini ada beberapa aspek yang ikut menyebabkan timbulnya kejahatan dunia maya ini , diantaranya :
           a          Kemajuan Teknologi Informasi
           Dengan teknologi informasi manusia dapat melakukan akses perkembangan lingkungan secara akurat, karena di situlah terdapat kebebasan yang seimbang, bahkan dapat mengaktualisasikan dirinya agar dapat dikenali oleh lingkungannya.
b          Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam teknologi informasi mempunyai peranan penting sebagai pengendali sebuah alat. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran namun dapat juga untuk perbuatan yang mengakibatkan petaka akibat dari penyimpangan dan penyalahgunaan. Di Indonesia Sumber Daya Pengelola teknologi Informasi cukup, namun Sumber Daya untuk memproduksi masih kurang. Hal ini akibat kurangnya tenaga peneliti dan kurangnya biaya penelitian dan apresiasi terhadap penelitian. Sehinggan Sumber Daya Manusia di Indonesia hanya menjadi pengguna saja dan jumlahnya cukup banyak
c          Komunitas Baru
Dengan adanya teknologi sebagai sarana untuk mencapai tujuan, di antaranya media internet sebagai wahana untuk berkomunikasi, secara sosiologis terbentuk sebuah komunitas baru di dunia maya. Komunitas ini menjadi populasi gaya baru yang cukup diperhitungkan. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cepat.

2.4       Contoh-contoh Kasus Kejahatan Cracking
            Dengan maraknya kejahatan dunia maya (cyber crime) khususnya kejahatan cracking yang dilakukan oleh spesialis cracker tentunya telah banyak pihak yang dirugikan baik perusahaan maupun perorangan. Berikut akan penulis sebutkan beberapa contoh kasus yang pernah terjadi dan telah terbongkar
1          Kejahatan dunia maya atau cyber crime tidak ada habisnya, kasus dunia maya ternyata  tidak hanya                             menimpa artis luna maya contoh lainnya beberapa hari ini Polda Metrojaya melalui kasat cyber crime Ajun     Komisaris kejahatan besar Winston Tommy Watuliu berhasil meringkus pelaku kejahatan cyber crime kasus mereka yaitu membobol kartu kredit secara online milik perusahaan asing. Kedua cracker ini benama Adi dan Ari mereka berhasil menerebos sistem perbankan perushaan asing, seperti Capital One USA, Cash Bank USA dan GT Morgan Bank USA kemudian membobol kartu kredit milik perusahaan ternama. Setelah berhasil kedua pelaku tersebut menggunakan kartu kreditnya untuk membeli tiket pesawat Air Asia lalu tiket tersebut dijual pelaku dengan harga sangat murah. Tidak tanggung tanggung untuk menarik pembeli mereka sengaja memasang iklan di wedding.Com dan KASKUS. Dan hebatnya lagi dari pengakuan kedua cracker tersebut mereka belajar membobol kartu kredit dengan secara otodidak. Tapi sepandai pandainya tupai meloncat akhirnya jatuh juga, begitulah kisah dua cracker tanah air kita, setelah berhasil membobol kartu kredit dari RICOP yaitu perusahaan anggur di San Fransisco mereka berhasil ditangkap Polda Metro Jaya ditempat terpisah, di Jakarta dan Malang. Dari tangan mereka berhasil d amankan barang bukti seperti laptop, 2 blackberry, modem, computer, buku tanbungan BCA, dan daftar nama perusahaan asing yang akan menjadi target pembobolan.

2          Kasus perusakan situs tunggal layanan ekspor impor, National Single Windows (NSW), baru-baru
ini adalah satu contoh yang bisa kita simak. Sebagaimana diberitakan Harian Kompas (20/11), situs baru
yang masih dalam taraf ujicoba ini mendadak diserang cracker. Indikasi penyerangan dilihat oleh Ketua
Satuan Tugas Teknologi Informasi NSW, Susiwijoyo dengan munculnya jumlah hit yang mencapai 5.300
dalam hari pertama masa uji coba. Padahal, hit yang disediakan pengelola online maksimal hanya 3.000 hit.
Beruntung pengelola sigap mengatasi serangan ganas cracker. Gagal menyerang NSW, cracker langsung
beralih menyerang situs Jakarta Crisis Center. Akibatnya, situs JCC sempat drop dan sebagian tayangan
online-nya mengalami kerusakan. 

3          Kasus diatas bukanlah barang baru di jagat maya. Kejahatan para cracker juga bisa kita simak dari
cerita teman penulis di Prancis. Jean, begitu nama kawan penulis itu, menceritakan, mulanya sang cracker
mengirim surat berupa penawaran kerja sama ekspor impor dengan iming-iming yang terkesan profesional
dan menjanjikan keuntungan. Dari sini Jean tidak curiga mengingat memang demikian pola kerja sama antar
perusahaan. Sang cracker kemudian menawarkan pengisian formulir identitas pemilik perusahaan. Tanpa
curiga Jean mengisi semua lembar formulir tersebut. Satu hal yang lupa diperiksa oleh Jean adalah bahwa
dalam formulir itu terdapat kolom yang sifatnya sangat rahasia, yakni alamat beberapa e-mail pribadi beserta
password. Di sinilah akar masalahnya, Jean tidak sadar bahwa tindakan refleksnya memasukkan password
berbuah petaka. Singkat cerita, komputer di perusahaan Jean terinfeksi worm. Akibatnya, e-mail Jean
digunakan oleh cracker sebagai agen pengiriman worm ke ribuan e-mail. Sering tidak kita sadari mengunduh
(men-download) perangkat lunak, utilitas, tool dari situs web tertentu. Pada saat mengunduh itu kita sering
diminta e-mail dan password-nya. Dari sinilah, jika kita tidak cakap akan mudah terjebak ulah spyware.
Situs tersebut akan menampilkan tawaran apakah Anda akan mengunduh. Jika ya, Anda diperintahkan untuk
memasukkan alamat e-mail beserta password Anda. Setelah kita memasukkan e-mail dan password
tersebut, dalam waktu singkat akan ada e-mail masuk. Setelah kita buka isi e-mail tersebut, worm langsung
bergerak menginfeksi PC kita. Akibat lain adalah masuknya spam beruntun ke e-mail kita dan PC menjadi
mesin penyebar spam ke jaringan lain. Dengan begitu, PC kita setiap kali online akan menjadi “agen” yang
bergerak aktif memasarkan spam-spam tersebut.

4          Roper, Red skwyre dan Dragov
 Ketiga nama tersebut adalah para cracker yang merupakan inti dari kejahatan dunia maya dengan cara
memeras uang dari bank bank, kasino  internet, dan berbagai bisnis  lainnya yang berbasis Web lainnya.
Strategi mereka sederhana, yaitu menghack dan menahan prose transaksi rekening untuk sebuah tebusan
sebesar 40.000 dollar. Didakwa dapat menyebabkan kerusakan langsung dari 2 juta poundsterling dan
kerusakan kerusakan tidak langsung sekitar 40 juta pundstarling. Dalam bulan Oktober 2007, trio itu
dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman selama delapan tahun penjara.

5          Kasus penerobosan 50 ribu computer dan mengintip rekening 1,3juta  rekening di berbagai bank di
dunia. Dengan aksinya ‘cracker’ bernama Owen Thor Walker telah meraup uang sebanyak Rp. 1,8 triliun.
Cracker remaja 18 tahun ini yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di
dunia maya  selidiki FBI bekerja sama polisi Belanda dan polisi Australia sejak tahun 2006.







No comments:

Post a Comment